- Ketegangan geopolitik: Risiko serangan AS ke Iran -> tekanan jual di pasar saham
- Kebijakan moneter: The Fed menahan suku bunga karena khawatir inflasi
- Sentimen global: Investor beralih ke aset aman, IHSG tertekan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam pada penutupan sesi I Kamis, 19 Juni 2025, dengan kehilangan 99,97 poin atau sekitar 1,41%, sehingga berada di level 7.007,8. Penurunan ini terjadi karena investor di Asia khawatir dengan kabar bahwa Amerika Serikat mempertimbangkan serangan terhadap Iran.
Beberapa sumber melaporkan bahwa pejabat tinggi di AS sedang bersiap untuk kemungkinan serangan dalam beberapa hari mendatang, yang telah menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah dan menimbulkan ketidakstabilan global.
Sebelumnya, laki-laki Presiden AS sempat mengadakan pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional untuk membahas situasi Iran dan Israel, serta mempertimbangkan keterlibatan langsung AS dalam potensi operasi militer tersebut. Hal ini memicu ketegangan di pasar keuangan, karena risiko geopolitik cenderung membuat investor menjauhi saham dan beralih ke aset yang lebih aman.
Suku Bunga The Fed Tetap Stabil

Di sisi lain, Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada level 4,25-4,50 %. Meskipun ada ekspektasi bahwa suku bunga mungkin diturunkan beberapa kali tahun ini, Ketua The Fed, Jerome Powell, menekankan bahwa tekanan inflasi akibat tarif impor bisa bertahan lama.
Powell menyatakan peningkatan tarif perdagangan dapat memperburuk inflasi, sehingga The Fed harus mempertimbangkan dengan sangat hati-hati sebelum mengambil keputusan pelonggaran.
Dampak Kombinasi Geopolitik dan Moneter
Kombinasi antara ancaman konflik AS-Iran dan sikap berhati-hati dari The Fed menciptakan suasana hati investor yang berhati-hati. IHSG jadi tertekan, sementara aset aman seperti emas dan dolar AS menarik minat yang meningkat.
Secara keseluruhan, IHSG terkoreksi cukup signifikan hari ini karena sentimen negatif dari geopolitik dan kebijakan moneter AS yang konservatif. Investor disarankan untuk tetap waspada terhadap perkembangan konflik AS-Iran dan angka inflasi, karena kedua hal ini akan sangat menentukan arah pasar selanjutnya.