IHSG Merosot 7,71 Persen, Sektor Saham Kompak Memerah

  • IHSG Turun Drastis: IHSG anjlok 7,71% ke level 6.008,47 dengan seluruh indeks saham acuan berada di zona merah. Hampir seluruh saham di bursa melemah, hanya 23 saham yang mencatat kenaikan.
  • Seluruh Sektor Tertekan: Semua sektor saham kompak melemah, dengan sektor bahan baku turun paling dalam (11,01%), diikuti sektor teknologi (10,19%) dan sektor siklikal (8,49%).
  • Saham Big Cap Terseret: Saham-saham unggulan seperti BBCA, BBRI, dan BMRI juga ikut terkoreksi tajam, masing-masing turun lebih dari 7 persen dengan nilai transaksi mencapai triliunan rupiah.

Pada perdagangan sesi pertama hari Selasa, 8 April 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh titik tertinggi di level 6.030,36 dan titik terendah di 5.882,60. Sepanjang hari, pergerakan IHSG memang sempat tertekan cukup dalam, meskipun menjelang penutupan kondisinya mulai sedikit membaik. Sementara itu, pasar saham di kawasan Asia Pasifik justru bergerak positif.

Mengutip data dari RTI, IHSG tercatat turun 7,71 persen dan ditutup di angka 6.008,47. Indeks LQ45 juga ikut melemah tajam, turun 8,51 persen ke posisi 671,99. Semua indeks acuan berada di zona merah. Dari total 788 saham yang diperdagangkan, 672 di antaranya melemah, hanya 23 yang menguat, dan 93 lainnya stagnan.

Volume transaksi harian mencapai 14,3 miliar saham dengan frekuensi sebanyak 888.589 kali. Nilai total transaksi menyentuh Rp 12,6 triliun. Di sisi lain, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah berada di kisaran Rp 16.844.

Semua Sektor Kena Imbas

Tak ada satu pun sektor saham yang mampu bertahan di zona hijau. Sektor bahan baku menjadi yang paling terpukul, anjlok hingga 11,01 persen. Sektor teknologi menyusul dengan penurunan 10,19 persen, sementara sektor siklikal merosot 8,49 persen.

Sektor energi juga mengalami tekanan, turun 8,08 persen, disusul sektor industri (7,63 persen), kesehatan (7,26 persen), infrastruktur (7,77 persen), dan transportasi (7,09 persen). Sektor properti dan keuangan masing-masing tertekan 6,31 persen dan 5,33 persen, sementara sektor konsumsi nonsiklikal turun 5,03 persen.

Saham-Saham Big Cap Turut Terkoreksi

Saham-saham besar tak luput dari tekanan. Saham BBRI ditutup melemah 7,9 persen di level Rp 3.730 per saham. Saham ini sempat menyentuh titik terendah di Rp 3.450 sebelum kembali naik sedikit. Total nilai transaksi BBRI mencapai Rp 1,7 triliun dari volume perdagangan lebih dari 4,6 juta saham.

BMRI juga ikut terjun 8,27 persen ke level Rp 4.770. Saham ini sempat dibuka di harga Rp 4.500 dan sempat menyentuh level tertinggi di Rp 4.830. Transaksi harian BMRI tercatat sebesar Rp 2,2 triliun.

Sementara itu, BBCA turun 7,35 persen ke level Rp 7.875 per saham. Saham bank besar ini sempat dibuka di Rp 7.400 dan sempat jatuh ke Rp 7.275 sebelum naik tipis di akhir sesi. Nilai transaksinya tercatat mencapai Rp 3 triliun.

Top Gainers dan Top Losers

Meskipun mayoritas saham melemah, beberapa saham justru mencetak keuntungan signifikan. Saham SOSS melonjak 24,73 persen, diikuti RUIS naik 13,04 persen, TIFA naik 10 persen, CTBN naik 9,95 persen, dan WIFI menguat 7,14 persen.

Di sisi lain, beberapa saham mencatat penurunan tajam. MTFN anjlok 16,67 persen, AREA turun 14,98 persen, RAJA dan RATU masing-masing merosot 14,97 persen, dan SMDM jatuh 14,92 persen.

Saham Paling Aktif

Dari sisi nilai transaksi, BBCA jadi yang paling aktif dengan nilai Rp 3 triliun, disusul BMRI (Rp 2,2 triliun), BBRI (Rp 1,7 triliun), BBNI (Rp 492,9 miliar), dan TLKM (Rp 477,2 miliar).

Sementara dari segi frekuensi perdagangan, BBCA juga tercatat paling sering diperdagangkan sebanyak 93.317 kali, diikuti BBRI (92.738 kali), BMRI (69.266 kali), BBNI (26.502 kali), dan ADRO (20.082 kali).