- Bitcoin naik tajam ke US$88.300, naik 17% dalam dua minggu terakhir di tengah ketidakpastian global.
- Diprediksi tembus US$100.000, didorong momentum pasca-halving dan minat investor institusi.
Harga Bitcoin kembali menunjukkan taringnya. Dalam beberapa pekan terakhir, mata uang kripto ini terus bergerak naik dan mulai menarik perhatian para pelaku pasar. Hingga Selasa pagi, 22 April 2025, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$88.300 per keping—angka yang cukup fantastis mengingat hanya dua minggu sebelumnya, nilainya masih berada di sekitar US$74.500. Jika dihitung, kenaikan ini mencapai lebih dari 17 persen dalam waktu singkat.
Analis dari Ajaib Sekuritas, Panji Yudha, menjelaskan bahwa penguatan ini tak lepas dari meningkatnya ketidakpastian global, terutama terkait ketegangan geopolitik dan arah kebijakan moneter Amerika Serikat. Di tengah kondisi seperti itu, investor cenderung mencari aset yang dianggap lebih “aman” atau menjanjikan pertumbuhan, dan Bitcoin tampaknya masuk dalam kategori tersebut.
Analis juga menggarisbawahi bahwa sejak peristiwa halving pada April tahun lalu, harga Bitcoin sudah naik lebih dari 30 persen. Ini menandakan adanya momentum positif yang cukup kuat. Menurutnya, bila tren ini bertahan, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat Bitcoin bisa menyentuh bahkan melewati level psikologis US$100.000.
Tak hanya itu, daya tarik Bitcoin juga diperkuat oleh meningkatnya minat dari kalangan institusi. Ditambah dengan harapan bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya, peluang bagi Bitcoin untuk terus menguat pun semakin terbuka lebar.